top of page

NEWS

Search

Penerima Beasiswa ANF Mengikuti Program Student Exchange ke Jepang

  • OA
  • Feb 4, 2017
  • 10 min read

Keluarga besar Amran Nur Foundation sangat berbahagia karena salah satu penerima beasiswa ANF, Andre Kurniawan, yang merupakan mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, sukses mengikuti program student exchange ke Jepang akhir tahun lalu.


Selama mengikuti program ini Andre mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang berharga, dan sekaligus dapat menjadi inspirasi bagi keluarga, teman-teman, dan generasi muda Sawahlunto.




Berikut tulisan dari Andre yang menceritakan kisahnya mengikuti program student exchange ke Jepang:


Perkenalkan, Saya Andre Kurniawan, mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Saya alumni SMA negeri 1 Sawahlunto, lulusan tahun 2013. Alhamdulillah, tahun 2016 yang lalu saya mendapatkan pengalaman berharga dengan terpilih sebagai delegasi dari FKG UI untuk student Exchange (pertukaran mahasiswa) ke Jepang, tepatnya di Tokyo Medical and Dental University (TMDU).


Untuk di FKG UI, program Student Exchange ini adalah program tahunan yang diberikan kepada mahasiswa tingkat ketiga FKG UI dan bekerja sama dengan TMDU dan Nigata University Jepang. Kebetulan kesempatan saya kemarin merupakan tahun terakhir untuk student exchange karena perjanjian antara UI dengan Jepang hanya dari tahun 2011 hingga tahun 2016.


Menurut saya, untuk kedepannya insyaAllah akan ada program student exchange berikutnya, mengingat bahwa banyaknya manfaat dari program tersebut, baik untuk pihak Indonesia ataupun untuk pihak Jepangnya sendiri.


Mengikuti program tersebut adalah pengalaman pertama saya ke luar negeri dan juga pengalaman pertama saya memperoleh student exchange internasional. Saya telah lama mengimpikan dapat mengikuti program itu semenjak tahun pertama saya di FKG UI.


Saat akan dibuka seleksi untuk angkatan saya, saya merasa sangat pesimis untuk ikut seleksi tersebut, saya merasa kurang percaya diri pada saat itu, sehingga pada waktu itu membuat tekad saya turun dan ingin membiarkan kesempatan lewat begitu saja. Kemudian, ditambah lagi begitu besarnya antusias mahasiswa FKG UI terutama pada tahun terakhir program tersebut, setengah dari jumlah angkatan saya mengikuti seleksi program tersebut, yang membuat saya semakin pesimis dengan peluang ini.


Kemudian di lain kesempatan, saya pernah berbincang dengan senior yang ikut tahun lalu mengenai seleksi program tersebut, dengan santai dia mengatakan “tidak ada salahnya ikut seleksi, sekali seumur hidup, coba aja !! Siapa tau lulus”. Setelah itu, hal tersebut sedikitnya memberikan saya dorongan setidaknya untuk ikut seleksi saja, sehingga saya mencoba merubah niat untuk ikut (walaupun juga ada beberapa dorogan lain yang men-support saya ikut program tersebut). Ternyata teman saya yang sekosan juga apply program ini, dan kami pun berbincang-bincang sembari mengatakan tidak ada salahnya, coba-coba aja.


Setelah apply kegiatan tersebut, kami bersiap-siap untuk melakukan seleksi interview. Namun, karena jumlah applicant yang cukup banyak sehingga dosen penyeleksi melakukan seleksi berkas terlebih dahulu dari 54 berkas. Kemudian, dari seleksi berkas tersebut hanya dipilih sebanyak 20 orang untuk melakukan interview, alhamdulillah saya terpilih dari 20 orang itu. Sebelumnya saya tidak menyangka dapat terpilih melihat teman-teman saya yang apply program ini adalah mahasiswa yang tergolong pintar diangkatan saya dan memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik.


Tapi, karena saya telah lulus seleksi berkas membuat saya lebih bersemangat untuk mempersiapkan diri menghadapi interview, karena dari 20 orang tersebut hanya 10 orang yang dipilih untuk student exchange, yaitu 8 orang ke TMDU dan 2 orang ke Nigata University. Salah satu motivasi saya, setidaknya saya bisa menjadi bagian dari 10 orang itu.


Untuk persiapan sebelum interview, saya dan teman sekosan yang juga lulus seleksi berkas tersebut, latihan dan belajar bersama untuk seleksi keesokan harinya. Terlihat beberapa saat sebelum interview, teman-teman saya sangat mempersiapkan untuk hal itu. Saya yang belum berpengalaman tentunya hanya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin dan berdoa.


Alhamdulillah, setelah selesai dilaksanakan interview saya cukup puas dengan interview tersebut, namun dengan sedikit perasaan was-was, yang penting pada saat itu saya hanya bisa berdoa mudah-mudahan saya dapat ikut student exchange keluar negeri. Setelah beberapa minggu, akhirnya diumumkan hasil seleksi student exchange tersebut, dan saya mendapatkan email untuk menjadi delegasi FKG UI ke TMDU pada bulan Oktober 2016. Saya sangat bersyukur sekali, AllahuAkbar.


Pertama untuk proses pertukaran mahasiswa tersebut, kami akan menjamu mahasiswa dari Jepang pada bulan September. Mereka berjumlah 10 orang yang datang ke Indonesia, dan kami akan menjamu mereka selama seminggu di Indonesia. Selama di Indonesia, ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan, yaitu bergabung ke kelas-kelas diskusi, melakukan skills lab (Praktikum) bedah mulut, kuliah khusus, dan kami juga berekreasi ke daerah Bogor dengan bermain Paint ball dan rafting, serta ke jawa jiwi untuk belajar membatik dan bermain alat musik tradisional.


Kemudian, sehari setelah dilakukan grand opening, kami melakukan rekreasi ke Bogor dengan bermain paint ball dan rafting (arung jeram). Kegiatan tersebut mungkin baru pertama kali bagi mereka, namun terlihat mereka sangat menyukai kegiatan tersebut. Setidaknya setelah selesai kegiatan tersebut kami merasa lebih dekat karena di sana kami bermain untuk melatih kekompakkan tim dan mengatasi masalah selama melakukan aktivitas tersebut.


Selama di Indonesia, hampir setiap hari saya menemani mereka baik untuk kegiatan di kampus maupun di luar kampus. Merupakan pengalaman yang sangat berharga dapat berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melayani sebaik mungkin selama mereka di Indonesia, juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya untuk memperlihatkan bahwa orang Indonesia itu sangat friendly.


Bergabung ke kelas FKG UI, mereka sangat kaget dengan sistem perkuliahan yang menggunakan proses diskusi, beda halnya dengan mereka di Jepang yang perkuliahannya hampir sama dengan fakultas lain di Indonesia yakni kuliah umum. Selain itu mereka juga mendapatkan kelas skills lab, untuk di kelas tersebut, terlihat mereka sangat menikmati momen-momen itu, yang memang sedikit terlihat berbeda dibandingkan di Jepang karena kelas skills lab di FKG UI sudah cukup advance dengan semester yang setingkat dengan mereka karena kondisi teknologi di Indonesia belum sebaik di Jepang sehingga lebih membutuhkan skill operator yang lebih baik jika dibandingkan dengan di Jepang.


Kemudian hari berikutnya, kami melanjutkan perjalanan ke jawa jiwi untuk membatik dan belajar alat musik tradisional, terlihat mereka sangat mengagumi budaya Indonesia. Walaupun baru pertama kali terlihat mereka sangat cekatan untuk membuat kesenian khas Indonesia.


Pada hari terakhir, kami melakukan grand closing TMDU Dental Training di Indonesia. Pada kegiatan tersebut, diakhiri dengan pemberian sertifikat dan penampilan budaya daerah Jepang. Keesokan harinya, kami mengantar mereka ke Airport untuk balik ke Jepang, sebelum itu kami juga sempat berkreasi sekitar kota tua Jakarta sembari menunggu jam keberangkatan mereka. Karena akan berakhirnya kegiatan tersebut membuat saya dan teman-teman cukup sedih, dan dan membuat kami sangat menantikan bulan Oktober nanti untuk ke Jepang.


Kemudian pada tanggal 6 Oktober adalah giliran mahasiswa FKG UI yang mengunjungi TMDU. Sesampai di Narita Airport, Jepang, kami disambut oleh mahasiswa yang datang ke Indonesia lalu, kami dibimbing dari Airport hingga ke Hotel tempat kami menginap, dari Narita tersebut membutuhkan beberapa kali transportasi, pertama kami harus menggunakan kereta, setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan Taksi hingga ke Hotel.


Hari pertama di Jepang, kami mendapatkan sambutan hangat dari teman-teman di sana, kami dibimbing dan merasa sangat dilayani oleh mereka. Pada waktu itu, kami sampai di Jepang sekitar pukul 4 sore, dan sampai di Hotel sekitar pukul 8 malam, kami melanjutkan untuk jalan-jalan keliling hotel dan ke kampus TMDU bersama teman-teman dari Jepang.


Di kampus, kami bertemu mahasiswa S3 UI yang berkuliah di TMDU, kami dibimbing oleh beliau melihat kampus TMDU, terlihat kampusnya memiliki gedung-gedung tinggi. TMDU memiliki 2 fakultas yaitu Kedokteran dan Kedokteran Gigi, masing-masing fakultas memiliki rumah sakit masing-masing. Setelah puas melihat kondisi kampus TMDU, kami melanjutkan untuk mencari makan malam di sana , senior kami yang berasal dari UI tersebut kebetulan telah menguasai wilayah sekitar TMDU, jadi kami diperkenalkan tempat makan yang murah dan halal di sekitar TMDU. Setelah makan malam tersebut, kami kembali ke Hotel dan kami diantarkan oleh teman-teman dari Jepang.


Kesan pertama setelah sampai di Jepang adalah keramahan, selama berinteraksi dengan orang Jepang terlihat mereka sangat ramah terutama kepada pendatang baru, mereka akan memberikan reaksi yang hangat. Kemudian, kebersihan di Jepang memang tidak diragukan lagi, warga negaranya memiliki kesadaran yang tinggi akan petingnya kebersihan, hampir setiap tempat yang kami kunjungi tidak terdapat sampah, terutama sampah plastik makanan.


Selanjutnya, selama perjalanan dari hotel ke kampus, saya melintasi beberapa jalan raya, saya tidak melihat adanya jembatan penyebrangan, karena dibimbing oleh teman-teman dari Jepang, kami mengikuti mereka, namun yang membuat saya begitu terkesan adalah jarang terlihat kendaraan di daerah tersebut (maksudnya sepi kendaraan, karena kesadaran masyarakat Jepang tentang transportasi umum sudah sangat baik. Hal itu ditunjang juga oleh fasilitas transportasi umumnya yang sudah baik).


Pengguna kendaraan pribadi di sana terlihat sangat memperhatikan rambu-rambu, selain itu mereka juga sangat menghormati hak pejalan kaki, membuat kami sebagai pejalan kaki merasa sangat aman. Sebagian besar kendaraan di sana adalah mobil, jarang ada orang yang menggunakan motor, menurut saya mungkin salah satunya karena motor sumber banyak terjadinya kecelakaan makanya hanya sedikit sekali masyarakat di sana yang menggunakan motor. Selain itu, peraturan pemerintah di sana yang menetapkan biaya parkir yang cukup mahal juga merupakan solusi yang sangat baik untuk mengurangi angka penggunaan kendaraan pribadi.


Beranjak dari susunan kotanya, terlihat sekali bahwa susunan kotanya sangat rapi, seakan-akan kesan negara majunya sudah bisa terlihat dari tata kota dan kebersihannya. Tentunya, hal tersebut memberikan kesan nyaman buat siapa pun di sana. Warung makan di sana juga terletak dengan rapi, mungkin kita akan menemukan pemandangan berbeda dari Indonesia, dimana di tepi jalan kita menemukan banyak terdapat tempat makan, namun di Jepang kita hanya akan menemukan tempat makan di dalam gedung walaupun warung makannya kelas bawah ataupun kelas atas, tetap mereka menggunakan gedung sehingga terlihat begitu rapi.


Tidak kalah baiknya adalah pelayanan mereka dan keprofesionalannya, terlihat bahwa mereka sangat profesional dalam pekerjaan yang mereka lakukan, seperti makan di restoran mereka akan melayani dengan sangat baik setiap konsumennya; kemudian pada proyek perbaikan jalan, jika proses tersebut mengganggu para pengguna fasilitas umum lainnya, akan ada satu orang yang bertugas meminta maaf kepada pengguna fasilitas umum, dan menuntun mereka melewati jalan yang baik. Walaupun terlihat sederhana, menurut saya keprofesionalan itulah yang menjadi strategi Jepang dapat menjadi negara maju di setiap sektornya.


Pada hari berikutnya, merupakan hari pertama kegiatan di kampus yang merupakan grand opening, yang membuat saya terkesan acara yang dimulai sangat sesuai dengan rundown yang diberikan. Ternyata benar bahwa orang Jepang sangat disiplin terhadap waktu. Hal tersebut saya rasakan disetiap jadwal saya selama di sana, sepertinya hal tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk selalu tepat waktu. Kegiatan student exchange yang dilakukan TMDU tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga ada dari Thailand dan Vietnam, setidaknya hal tersebut tentu sangat bermanfaat sebagai Dokter gigi kedepannya.


Pada hari kedua, kami melakukan Global Retreat, diamana kami seperti diasramakan, dalam satu kamar digabungkan dengan teman-teman yang berasal dari negara lain, dan saya sekamar dengan teman-teman yang berasal dari Thailand, Vietnam, dan Jepang. Perbedaan budaya membuat kami dapat saling dekat satu sama lain, dengan saling sharing budaya di masing-masing negara dan kehidupan kedokteran gigi di masing-masing negara.


Kemudian pada hari kedua Global Rethreat, kami melakukan kegiatan presentasi dengan membentuk grup-grup, menurut saya kegiatan tersebut berjalan begitu aktif dan terstruktur, yang sangat berkesan bagi saya adalah ketika melihat semua presentan dari setiap kelompoknya berasal dari Indonesia dan berperan aktif dalam proses diskusi. Saya sangat senang melihat kondisi ini, terpikir oleh saya bahwa setidaknya sistem perkuliahan diskusi di FKG UI sangat membantu untuk membuat mahasiswa sangat aktif dan berperan baik dalam peer group.


Pada hari terakhir global rethreat kami melakukan pertunjukan khas dari daerah masing-masing, kebetulan kami menampilkan tari khas daerah Riau. Hal tersebut mungkin cukup unik bagi teman-teman dari negara lain, dan yang terlebih adalah kostum dari tarian tersebut yang sangat kompleks dibandingkan dari negara lain. Kemudian kegiatan tersebut ditutup dengan berfoto bersama Professor dari TMDU, Professor Junji Tagami.


Di akhir goblal rethreat, kami melakukan semacam gathering dengan teman-teman yang berasal dari negara lain. Kami merasakan suasana yang begitu akrab, kami melakukan semacam permainan kecil yang memicu tawa dan senda gurau dengan sedikit hukuman kecil. Setelah itu, keesokan harinya kami balik ke hotel masing-masing.


Kemudian pada hari-hari berikutnya, kami melakukan lab visit di kampus TMDU. Di sini, kami dibagi-bagi untuk mengunjungi lab dari TMDU, ada begitu banyak departemen yang terdapat di TMDU. Kami menemukan beberapa peralatan yang sangat canggih dan lebih baik jika dibandingkan di Indonesia. Rumah sakit pendidikan di TMDU sedikit berbeda daripada rumah sakit pendidikan di Indonesia, dimana rumah sakit pendidikannya merupakan rumah sakit sebagai pusat rujukan bagi masyarakat, bisa disebut bahwa kualitasnya hampir sama dengan rumah sakit pada umumnya. Mahasiswa di TMDU sendiri juga tidak perlu khawatir dengan masalah pasien karena mereka sama sekali tidak mengejar requirement tindakan ke pasien, jadi dengan sistem ini mahasiswa tidak perlu khawatir jika tidak ada pasien.


Untuk setiap departemen kedokteran gigi di TMDU terdapat setidaknya ada 1 Professor, dan kami dapat berjumpa langsung dengan professor tersebut dan dibimbing langsung untuk mengelilingi departemen yang di bawahinya. Setiap departemen di sana memiliki tingkat kompetitif yang sangat tinggi sehingga mereka belomba untuk menjadi departemen yang terbaik di fakultas kedokteran giginya. Oleh sebab itu, peralatan kedokteran gigi mereka sudah sangat canggih.


Kemudian mereka juga memiliki departemen khusus di bidang olahraga, departemen yang tidak ada di kedokteran gigi UI, yaitu sport dentistry. Berguna untuk melindungi gigi dan mulut atlet saat olahraga.


Setiap hari setelah pulang dari kampus, kami hampir selalu menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan menikmati Jepang. Kami biasanya pergi menggunakan transportasi kereta, ternyata memang benar bahwa transportasi umum di sana sudah sangat baik, transportasinya sangat nyaman dan berangkat dengan tepat waktu. Selama menghabiskan waktu di sana kebetulan bulan Oktober lalu adalah sedang musim gugur (autumn), terasa sekali bahwa udaranya sangat bersahabat untuk jalan-jalan, dan ditambah kondisi lingkungannya yang bersih serta tertata dengan rapi.


Selama menghabiskan waktu kosong di Jepang, kami telah melakukan jalan-jalan ke berbagai tempat, diantaranya sampai ke Perfektur (provinsi) Shizouka (cukup jauh dari Tokyo), Asakusa, Solamachi, Shibuya, Shinjuku, sekitaran Tokyo Station, dan berbagai tempat lainnya.


Kemudian di hari terakhir, kami melakukan poster presentation dan research presentation, sekaligus pada malam harinya merupakan Grand Closing dari student exchange ini. Malam hari tersebut, dilakukan makan-makan bersama semacam pesta kecil-kecilan yang dibuat oleh TMDU (mungkin orang Jepang lebih senang ke hal yang berbau pesta), dan diakhiri dengan pemberian sertifikat dan foto bersama. Terkesan sekali setiap acaranya tersusun dan terkoordinir dengan baik.


Selama di Jepang, tedapat begitu banyak pengalaman yang sangat menyenangkan terutama karena perbedaan budaya yang membuat saya sangat tertarik untuk setiap kegiatan yang dilakukan di sana. Mudah-mudahan teman-teman dapat mengambil manfaatnya ya dengan kebaikan-kebaikan di atas, dan abaikan hal-hal yang tidak perlu.


Yang perlu diingat adalah kita sebagai manusia hanya perlu berusaha, dan yang menentukan kita pantas atau tidaknya adalah Allah, jadi asalkan ada kesempatan silahkan teman-teman ambil.


Dari beberapa hal yang terdapat di Jepang tersebut, ada kebiasaan yang setidaknya dapat kita aplikasikan untuk mengatasi beberapa masalah di Indonesia, seperti kebersihan yang dimulai dari mendisplinkan diri mereka, tepat waktu (karena mereka akan merasa malu jika acara yang mereka adakan terlambat walaupun hanya semenit), patuh terhadap peraturan terutama peraturan lalu lintas dengan menghormati setiap hak pengguna jasa lainnya, profesional dalam bekerja tidak peduli apapun profesi mereka dan sebagai siswa kita juga harus profesional dalam menuntut ilmu, mencintai transportasi umum terutama untuk mengatasi masalah kemacetan di Indonesia (peningkatan sarana dan inovasi di bidang transportasi umum sangat perlu dengan melakukan research besar-besaran), serta memanfaatkan setiap sektor di Indonesia agar dapat menjadi pusat destinasi turis mancanegara.


Tentunya untuk kedokteran gigi ada banyak hal yang dapat diambil, namun dalam bidang pendidikan umum yang perlu diingat, diantaranya peningkatan infrastruktur agar Indonesia dapat bersaing dengan Universitas tingkat internasional, memperbanyak jumlah mahasiswa asing dalam negeri agar Indonesia menjadi pusat edukasi dunia (dalam hal ini sistem pendidikan juga harus dibenahi), pemanfaatan sistem IT dalam bidang pendidikan, dan harus adanya kompetisi yang lebih ketat lagi di bidang pendidikan di Indonesia.


Semoga teman-teman yang membaca ini bisa berkreasi ya dengan bidang teman masing-masing. Jangan sampai kondisi dan kesenangan teman-teman saat ini membuat keinginan teman-teman terhalang, tetaplah berkreasi apapun kondisinya. Let’s create great history !!!!



 
 
 
Featured Posts
Recent Posts
Archive

Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat      

amran.nur.foundation@gmail.com  

081511778057 (Dilla Amran), 081374643567 (Ben Zuheri), 081389021314 (Monda), 085823140488 (Odi)

© 2016 by Odi. Proudly created with Wix.com

  • Facebook - Black Circle
  • Twitter - Black Circle
  • Google+ - Black Circle
  • LinkedIn - Black Circle
bottom of page